Sabtu, 13 November 2010

Menarilah dalam Tetabuhan Genderang Ekonomi Islam; Paradigma Kemanfaatan!

Seperti yang saya sampaikan pada banyak kesempatan terakhir ini, saya selalu membanggakan FoSSEI yang berkembang dengan azam perjuangan yang juga semakin menguat. Dibandingkan dengan lembaga-lembaga mahasiswa yang lain, FoSSEI memiliki garis dan sasaran perjuangan yang lebih jelas, definitif dan spesifik. Semangat dan panji Ekonomi Islam yang diusung FoSSEI membuat jatidirinya menjadi unik jika dibandingkan lembaga perjuangan mahasiswa yang ada. Ekonomi Islam bukan hanya menjadi visi pemersatu dan objek yang diperjuangkan, tetapi juga menjadi idealisme yang coba didarah-dagingkan pada diri pejuang-pejuangnya yang kemudian memunculkan budaya komunitas baru di masyarakat dan ummat.

FoSSEI menjadi tunas baru dari banyak tunas yang saat ini tumbuh berkembang menjadi perangkat perjuangan, di mana dipundaknya harapan-harapan masa depan Islam digantungkan. FoSSEI bukan hanya sekedar menjadi kumpulan yang perjuangannya menakhlukkan kehidupan, tetapi perjuangan pertama dan utamanya adalah menakhlukkan dirinya sendiri. Membuat dirinya akrab dengan nilai-nilai dan akhlak ekonomi dalam Islam dan konsisten dengan hukum-hukumnya. Mereka menjaga dan memelihara dirinya agar tidak terjebak dalam lembah fitnah dunia yang telah berkali-kali meruntuhkan banyak peradaban, yaitu kemegahan harta yang menghanyutkan.


Mereka adalah benih komunitas baru dengan budaya baru. Komunitas Islam yang mencoba mengenalkan kembali seperti apa Islam dalam budaya-budaya perilaku ekonomi. Kalimat saya ini pada dasarnya bukanlah kalimat baru, karena sejatinya perjuangan penegakkan panji Islam akhir zaman di semua lini kehidupan memiliki skenario yang sama, yaitu dimulai dengan munculnya komunitas-komunitas baru dengan budaya baru pada berbagai aspek kehidupan. Untuk kehidupan ekonomi, perjuangan ekonomi sepatutnya berawal dari sebuah komunitas yang memberikan tauladan seperti apa bentuk dan budaya ekonomi yang ideal dalam Islam, baik secara visi, paradigma, prinsip-prinsip dan tatacaranya.

Oleh sebab itu,FoSSEI  akan menjadi ujung tombak yang sangat tajam perjuangan ini. Jikapun perjuangan mereka mengajak ummat gagal untuk membangun peradaban baru Islam dalam berekonomi, maka merekalah nanti yang akan menjadi ummat itu. Karena nilai-nilai, prinsip-prinsip dan perilaku ekonomi Islam telah menjadi kebiasaan, kelaziman atau bahkan karakter mereka.

Karenanya, saya secara pribadi berharap semua punggawa FoSSEI, para Ekonom Rabbani, menjaga dirinya atas perilaku mereka dalam berekonomi. Gaya hidup FoSSEI adalah Ekonomi Islam, jangan cari-cari gaya hidup yang lain. Jangan menari di atas tabuhan genderang “musuh”, karena Ekonomi Islam memiliki tabuhan genderangnya sendiri. Jangan lakukan seremoni-seremoni di luar prinsip-prinsip kemanfaatan yang menjadi paradigma utama Ekonomi Islam. Semoga kebanggaan ini betul-betul beralasan, dan menemukan singgasananya untuk terus dibanggakan. Bismillah. Maju FoSSEI! Maju Ekonom Rabbani!

Ali Sakti (Bank Indonesia)
http://abiaqsa.blogspot.com
  • Share On Facebook
  • Digg This Post
  • Stumble This Post
  • Tweet This Post
  • Save Tis Post To Delicious
  • Float This Post
  • Share On Reddit
  • Bookmark On Technorati
Blog Gadgets

1 comments:

Bicara Bisnis mengatakan...

Benar sekali mas
Sudah saatnya bagi seorang muslim untuk lebih mengedepankan ekonomi islam
agar ekonomi bisa lebih berkah

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...