Minggu, 09 Januari 2011

Mari Kuatkan Perjuangan kita

Imam Punarko, Koordinator Presnas
"Sesungguhnya dalam  tulisan ini setidaknya hanya sedikit yang punya waktu untuk membacanya, dan lebih sedikit lagi yang rela mendalami isinya. Oleh sebab itu, sampaikan isi tulisan semampu kita kepada rekan saudara kita pejuang ekonomi islam dimanapun kita berada, gaungkanlah visi FoSSEI dengan selayaknya, buatlah mereka mengartikan visi FoSSEI dengan sebenar-benarnya dalam kehidupan sehari-hari."

Apa Kabar para pejuang ekonom Rabbani? Semoga Allah SWT menjaga kita dari setiap godaan hawa nafsu yang terus menggelayuti diri kita, nafsu sendiri merupakan godaan yang terdapat dalam tubuh kita sendiri, ia lebih berbahaya dari pada 60 setan ( al-Ghazali). Setiap masa menuntut perubahan, dan perubahan itu pasti terjadi ia merupakan keniscayaan, sesungguhnya yang tidak berubah itu hanya perubahan itu sendiri. Mari kita terus berhuznudzon pada pergerakan FoSSEI karena memang perubahan kita tergantung dari pemikiran kita sendiri, ia akan mengalami kemerosotan seandainya kita berfikir picik dan berpandangan sempit, begitu juga sebaliknya ia akan mengalami kegemilangan seandainya didalam rongga hati dan pikiran kita terbentuk pemikiran visioner, fundamental, dan religius.

Teringat kisah perjuangan yang berat ketika Rasulullah SAW menghadapi perang khandaq, bahkan ujian yang sekarang kita terima tidak bagaikan sepucuk daun dalam hutan belantara yang sangat luas. Karena memang begitulah takdir Allah SWT memberikan contoh kepada mereka yang mau berfikir, Allah SWT punya kuasa menunjukkan mukzizat pada saat itu dan memang Allah SWT telah tunjukkan namun Allah SWT punya skenario terbaik, dan seharusnya kita sebagai umat yang diutus kemudian dapat mengambil hikmah dari indahnya skenario ini untuk diterapkan dalam kehidupan kita, terutama dalam berorganisasi.

Ketika Hutang Menjadi Gaya Hidup

"Saya rasa tidak ada yang bisa memprediksi kapan negara bisa melunasi utangnya jika tidak ada tindakan untuk mengurangi mental berhutang. Bayar besar, utang juga besar. Sampai tujuh turunan saya-pun kalau kondisi seperti ini terus berlangsung, negara tidak akan bisa melunasi utangnya," ungkap Ketua Koalisi Anti Utang Dani Setiawan ketika dihubungi detikFinance, Minggu (9/1/2011).
Ketika Hutang Menjadi Gaya Hidup
Semakin lumrah saja hidup dengan kredit atau hutang. Semakin mudah kita bisa berutang, semakin modern hidup kita. Bahkan negara, agaknya mengamini gaya hidup seperti ini. Diantara fenomena negeri ini rasanya sudah "aneh" bila tidak memiliki rumah bagus, mobil bagus, perabotan dan peralatan rumah yang bagus. Baiklah untuk saat ini saya tidak mengajak anda berfikir keras bagaimana cara negara melunasi hutangnya kelak. Saya lebih tertarik membahas penyebab "terbiasanya" budaya berhutang, mengapa seseorang bisa membeli barang mewah dengan begitu mudah, padahal sehari-harinya hidup miskin, karena penghasilannya setiap bulan habis untuk membayar berbagai cicilan yang seakan tidak pernah lunas. 

Saat Idealisme Itu Dikenakan

saat idealisme itu dikenakan
Pernah bertanya pada diri atau mungkin siapa saja yang anda kenal; sejauh mana idealisme yang dimiliki mempengaruhi atau bahkan membentuk jalan hidup? Pertanyaan selanjutnya yang mungkin lebih dalam; keputusan-keputusan hidup penting apa saja yang anda sudah sandarkan pada sebuah idealisme? atau selanjutnya sampai pada pertanyaan yang lebih mendasar; idealisme seperti apa yang layak mempengaruhi atau membentuk jalan hidup seseorang?

Diskursus seperti ini menarik saya fikirkan, karena baru saja seorang kolega dikantor atau lebih tepatnya salah-satu atasan saya, memberikan contoh yang begitu mendalam pada kami semua di kantor. Beliau mengambil keputusan yang begitu “asing” dalam karir kerjanya, yaitu pensiun dini. Padahal sepengetahuan saya beliau merupakan salah satu pegawai terbaik yang dimiliki institusi tempat kami bekerja. Beliau dengan ringan menyampaikan alasan bahwa seorang wanita sepatutnya tidak keluar rumah tanpa mahramnya kecuali dalam keadaan yang mendesak. Dan beliau berargumen bahwa wanita tidak wajib mencari nafkah, sehingga sepatutnya wanita memaksimalkan perannya sebagai seorang istri yang mengambil posisi dan fungsi yang tidak diisi oleh suami di rumah.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...