Senin, 07 Februari 2011

Belajar dari Manusia Biasa


"Kalau saya diminta Tuhan untuk bersaksi atas kawan saya ini, maka saya tidak akan berfikir lama untuk mengatakan beliau adalah manusia baik."
Satu kawan saya, seorang anak guru agama yang selalu bersemangat dengan semua kegiatan sekolah. Sepertinya ia memiliki semangat untuk masing-masing kegiatan sekolah, baik di kelas, di lapangan olah raga, laboratorium maupun di pengajian rutin. Sampai-sampai saya tidak pernah ingat atau bahkan tidak pernah tahu bagaimana rupanya kalau ia dalam keadaan sedih. Suasana sedih, gelisah, putus asanya tidak pernah nampak di hadapan saya, sejak pertama kali saya mengenalnya sampai kami tidak dapat lagi berjumpa.

Semangat itulah pelajaran pertama yang saya ambil darinya. Tapi sampai saat ini pun saya tidak dapat menyamai beliau. Satu pelajaran lain adalah ringan tangannya membantu siapa saja yang membutuhkan, masalah orang lain yang ia ketahui seakan-akan menjadi masalahnya, bahkan mungkin ia lebih sibuk menyelesaikan masalah orang lain daripada masalah dirinya sendiri. Dan pelajaran selanjutnya adalah pelajaran utama yang saya betul-betul pelajari darinya hingga kini terlihat jejaknya pada diri saya, adalah pelajaran membaca Qur’an. Dari beliaulah kemampuan baca Qur’an saya dapatkan.

Kalau saya diminta Tuhan untuk bersaksi atas kawan saya ini, maka saya tidak akan berfikir lama untuk mengatakan beliau adalah manusia baik yang layak mendapatkan kebahagiaan di akhirat. Dan inilah yang saya lirihkan di samping jenazah beliau ketika saya dampingi janazahnya di mobil ambulance menuju pemakaman. Mungkin balas jasa yang saya berikan untuk pelajaran-pelajaran yang beliau berikan hanyalah memanggul jasadnya dan ikut meletakkannya di liang lahat.
Pada waktu yang berbeda saya juga mengenal beberapa kawan yang keistimewaannya identik, yaitu sigap sekali membantu, ia korbankan kepentingan pribadinya; waktu, tenaga dan harta. Ringan bagi mereka untuk memberikan apa saja yang dimilikinya untuk siapa saja yang membutuhkan. Seorang kawan dengan tulusnya membantu saya pada semua masalah saya di kuliah, meski pada saat yang berbeda kami selalu berseteru dalam diskusi-diskusi ekonomi, politik atau agama sekalipun. Tetapi dialektika atau konflik diskusi tidak membuat beliau mengurangi semangatnya untuk membantu saya atau lawan diskusinya. Kekaguman pada mereka intinya terletak pada tingginya kepekaan terhadap masalah orang lain, kelembutan yang membuat dirinya tidak tahan melihat manusia lain susah, kegelisahan hati jika tidak mampu merubah sedih dan suram menjadi senyum dan ceria, atau jeli melihat peluang-peluang amal shaleh dimanapun dan kapanpun. Duh cerita ini semakin membuat saya mengasihani diri sendiri, karena saya sendiri masih jauh dari sikap istimewa seperti itu. Sikap istimewa manusia-manusia biasa, mereka yang dekat dengan saya, mereka yang penuh dengan keistimewaan.

Tapi satu pelajaran lain yang saya ambil dari suguhan-suguhan seperti ini, yaitu belajar dari semua orang adalah satu usaha yang tak ada ruginya. Setiap manusia memiliki keistimewaannya sendiri-sendiri. Dan itu merupakan bagian-bagian puzzle dari rahasia hidup dan kehidupan. Sehingga, padan rasanya usaha belajar itu dengan hikmah yang kita dapatkan nanti.
  • Share On Facebook
  • Digg This Post
  • Stumble This Post
  • Tweet This Post
  • Save Tis Post To Delicious
  • Float This Post
  • Share On Reddit
  • Bookmark On Technorati
Blog Gadgets

0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...